Rutan Praya, Minta Program Rehabilitasi Diintensifkan, Narapidana Kasus Narkoba Membludak
Lombok Tengah sinarlomboknews, Narapidana (Napi) Narkoba yang ada di Rumah Tahanan (Rutan) Praya membludak. Dibandingkan dengan jumlah Napi kasus lainnya, kasus Narkoba menempati posisi paling banyak mendekam di Rutan Praya. Napi Narkoba tidak hanya diisi para pengedar saja, melainkan banyak juga korban penyalahgunaan barang haram tersebut mendekam. Hal itu menjadi sorotan Kepala Rutan Praya, Anak Agung Gede Ngurah Putra. "Kami sangat prihatin dengan banyaknya Napi Narkoba. Karenanya, program rehabilitasi untuk para korban penyalahgunaan Narkoba perlu diintensifkan," kata Kepala Rutan Praya.
Menurutnya, kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan. Sehingga upaya pencegahan perlu ditingkatkan lagi. Berbagai upaya pencegahan seperti kampanye anti narkoba dan sosialisasi bahaya narkoba perlu ditingkatkan lagi. Mengingat, sebagian besar penghuni jeruji besi adalah korban dari penyalahgunaan Narkoba. Seharusnya, para korban tersebut bisa dicegah dan direhab tanpa harus dijebloskan ke penjara. "Selain program rehabilitasi, upaya pencegahan juga sangat perlu dilakukan. Para korban kan bisa direhab tanpa harus masuk penjara, kecuali para pengedar. Kita perlu intensifkan lagi program rehabilitasi untuk para korban" sarannya.
Dipaparkan, jumlah Napi kasus Narkoba yang mendekam di Rutan Praya sebanyak 115 orang dari 307 Napi yang ada. Dari 307 Napi yang ada, 115 Napi kasus Narkoba, sisanya Napi dengan kasus pencurian, pelecehan seksual, korupsi, dan pidana umum. "Kami memisahkan Napi kasus Narkoba dengan Napi kasus lainnya. Kami khawatir kalau tidak dipisahkan, Napi lainnya akan dipengaruhi oleh Napi Narkoba itu. Kami juga melakukan pengawasan ketat terhadap para Napi Narkoba," paparnya.
Sementara itu, Ketua Pelopor Gerakan (Porger) Pencegahan Napza Kabupaten Loteng, Anjar Siswara, menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan upaya pencegahan Napza. Seperti yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu, pihaknya menggelar Kampanye Anti Napza yang mengikutsertakan ribuan masyarakat. "Kami akan terus melakukan upaya pencegahan Napza ini. Kami juga meminta agar semua pihak mendukung kegiatan yang kami lakukan. Artinya, Kampanye pencegahan Napza yang sudah kami lakukan diharapkan agar gaungnya tidak hanya di Kabupaten saja. Semua Desa/Kelurahan yang ada di Loteng juga perlu melakukan hal yang sama. Hal itu untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya dari Napza," terangnya, 07 - 01 di Praya.
Selain itu, ungkapnya, pihaknya juga telah melaunching Pusat Informasi Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba yang ada di Kelurahan Leneng. Dengan adanya Pusat Informasi tersebut, pihaknya berharap agar para korban bisa mencurahkan segala kegelisahannya di sana. Pihaknya akan merangkul siapa saja korban yang ingin berhenti memakai barang haram tersebut. "Kita akan rangkul siapa saja yang bersedia untuk berhenti menggunakan Narkoba. Kita sudah siapkan wadah. Berbagai pendekatan kepada pemuda dan remaja juga kita lakukan. Seperti mengajak shalat berjamaah, mengaji, rekreasi, dan lainnya. Dengan pendekatan itu, para pemuda akan merasa nyaman. Kalau sudah nyaman mereka akan terbuka. Selebihnya, kita akan bimbing agar tidak terjerumus kepada barang haram itu," pungkasnya.(Sln-02)
Lombok Tengah sinarlomboknews, Narapidana (Napi) Narkoba yang ada di Rumah Tahanan (Rutan) Praya membludak. Dibandingkan dengan jumlah Napi kasus lainnya, kasus Narkoba menempati posisi paling banyak mendekam di Rutan Praya. Napi Narkoba tidak hanya diisi para pengedar saja, melainkan banyak juga korban penyalahgunaan barang haram tersebut mendekam. Hal itu menjadi sorotan Kepala Rutan Praya, Anak Agung Gede Ngurah Putra. "Kami sangat prihatin dengan banyaknya Napi Narkoba. Karenanya, program rehabilitasi untuk para korban penyalahgunaan Narkoba perlu diintensifkan," kata Kepala Rutan Praya.
Menurutnya, kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan. Sehingga upaya pencegahan perlu ditingkatkan lagi. Berbagai upaya pencegahan seperti kampanye anti narkoba dan sosialisasi bahaya narkoba perlu ditingkatkan lagi. Mengingat, sebagian besar penghuni jeruji besi adalah korban dari penyalahgunaan Narkoba. Seharusnya, para korban tersebut bisa dicegah dan direhab tanpa harus dijebloskan ke penjara. "Selain program rehabilitasi, upaya pencegahan juga sangat perlu dilakukan. Para korban kan bisa direhab tanpa harus masuk penjara, kecuali para pengedar. Kita perlu intensifkan lagi program rehabilitasi untuk para korban" sarannya.
Dipaparkan, jumlah Napi kasus Narkoba yang mendekam di Rutan Praya sebanyak 115 orang dari 307 Napi yang ada. Dari 307 Napi yang ada, 115 Napi kasus Narkoba, sisanya Napi dengan kasus pencurian, pelecehan seksual, korupsi, dan pidana umum. "Kami memisahkan Napi kasus Narkoba dengan Napi kasus lainnya. Kami khawatir kalau tidak dipisahkan, Napi lainnya akan dipengaruhi oleh Napi Narkoba itu. Kami juga melakukan pengawasan ketat terhadap para Napi Narkoba," paparnya.
Sementara itu, Ketua Pelopor Gerakan (Porger) Pencegahan Napza Kabupaten Loteng, Anjar Siswara, menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan upaya pencegahan Napza. Seperti yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu, pihaknya menggelar Kampanye Anti Napza yang mengikutsertakan ribuan masyarakat. "Kami akan terus melakukan upaya pencegahan Napza ini. Kami juga meminta agar semua pihak mendukung kegiatan yang kami lakukan. Artinya, Kampanye pencegahan Napza yang sudah kami lakukan diharapkan agar gaungnya tidak hanya di Kabupaten saja. Semua Desa/Kelurahan yang ada di Loteng juga perlu melakukan hal yang sama. Hal itu untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya dari Napza," terangnya, 07 - 01 di Praya.
Selain itu, ungkapnya, pihaknya juga telah melaunching Pusat Informasi Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba yang ada di Kelurahan Leneng. Dengan adanya Pusat Informasi tersebut, pihaknya berharap agar para korban bisa mencurahkan segala kegelisahannya di sana. Pihaknya akan merangkul siapa saja korban yang ingin berhenti memakai barang haram tersebut. "Kita akan rangkul siapa saja yang bersedia untuk berhenti menggunakan Narkoba. Kita sudah siapkan wadah. Berbagai pendekatan kepada pemuda dan remaja juga kita lakukan. Seperti mengajak shalat berjamaah, mengaji, rekreasi, dan lainnya. Dengan pendekatan itu, para pemuda akan merasa nyaman. Kalau sudah nyaman mereka akan terbuka. Selebihnya, kita akan bimbing agar tidak terjerumus kepada barang haram itu," pungkasnya.(Sln-02)
Comments
Post a Comment