LTF, ITDC dan BPPD Gelar Rembuk Wisata dan Bersih Pantai


 Lombok Tengah Silaqsaksikaninformasintb Komitmen berbagai kalangan untuk memajukan pariwisata kian terlihat nyata. Ragam aksi nyata terus digelar dalam bingkai Lombok Recoveri NTB Bangkit pasca bencana. Salah satunya melalui kegiatan kolaborasi yang dilaksanakan Lombok Tourism Forum (LTF), ITDC The Mandalika dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Tengah di kawasan Pantai Kuta, Ahad pagi (12/1).

Kegiatan diawali aksi bersih pantai yang dimulai dari kawasan Beach Walk KEK Mandalika hingga  perkampuangan nelayan Kuta. Berbagai jenis sampah di pinggir pantai dibersihkan ratusan peserta. Sampah selanjutnya dimasukkan dalam kantong plastik dan dikirim ke lokasi pembuangan akhir.

Ratusan peserta dari berbagai kalangan tampak antusias mengikuti aksi bersih pantai. “Ini salah satu bentuk kongkrit memajukan kawasan wisata. Pariwisata sangat melekat dengan kebersihan,” terang Mila dari perwakilan Komunitas Galang Anak Semesta Mataram.

Setelah pembersihan, ratusan peserta selanjutnya berkumpul di area Beach Walk KEK Mandalika untuk mengikuti kegiatan rembuk wisata. Terdapat berbagai hal yang menjadi pembahasan dalam diskusi ringan yang dipandu perwakilan LTF ini. Namun sebagian besar pertanyaan dan saran ditujukan ke pihak ITDC The Mandalika yang diwakili H Adi Sujono selaku Deputy Project Director The Mandalika.

Salah satu tokoh Desa Kuta, Lalu Martadinata saat Rembuk Wisata menjelaskan, masyarakat daerah wisata membutuhkan pemberdayaan maksimal semua pihak. Baik dari ITDC, Pemdes, Pemkab, Pemprov dan pemerintah pusat. Pemberdayaan bertujuan agar masyarakat sekitar tidak menjadi penonton di rumah sendiri.

“Tidak hanya pemberdayaan, sinergi antara perusahaan (ITDC) dengan masyarakat juga sangat dibutuhkan. Tanpa sinergi dan dukungan masyarakat sekitar, pengengembangan akan menemui banyak kendala,” pesan Martadinata.

Martadinata mencontohkan, masyarakat lokal harus diberikan akses luas di dalam kawasan KEK Mandalika. Misalnya untuk mengakses Beach Walk maupun sekitar Bazar The Mandalika. Agar pembukaan akses tidak memicu rencana pengembangan kawasan, pihak perusahaan tentu harus pro aktif berinteraksi dengan masyarakat.

“Saya kebetulan baru pulang dari China. Di daerah itu terdapat salah satu objek yang tidak jauh berbeda dengan Kuta. Masyarakat sekitar diberikan ID card khusus oleh perusahaan yang menjadi kartu akses kemana saja,” ceritanya.

Diakhirnya pembicaraannya, Marta berpesan agar perusahaan atau pemerintah daerah serius membangun komunikasi dengan masyarakat. Ia yakin, program pengembangan pariwisata di dalam kawasan KEK Mandalika maupun di luar kawasan akan berjalan maksimal dengan peran serta masyarakat.

Menanggapi hal itu, Deputy Project Director The Mandalika, H Adi Sujono menjelaskan, ITDC memiliki pengalaman cukup dalam pengembangan kawasan.  Bahkan, pengalaman saat mengembangkan kawasan Nusa Dua penuh dengan tantangan dan lika-liku. Hanya saja, semua tantangan itu bisa diatasi karena kerjasama yang baik antara pengelola kawasan dengan masyarakat.

“Seperti yang di Nusa Dua, pemberdayaan masyarakat lokal sudah menjadi keharusan. Begitu di The Mandalika. Bahkan di Mandalika, petugas kita di lapangan 100 persen masyarakat lokal,” bebernya.

Seperti BUMN lainnya, kehadiran ITDC The Mandalika di Lombok Tengah tidak lain untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Hanya saja sejauh ini tidak semua keinginan masyarakat bisa diakomodir. Semua dipenuhi secara bertahap.

“Khusus untuk pihak ketiga yang memenangkan tender pekerjaan di dalam kawasan kami wajibkan lapor dan koordinasi dengan pemerintah desa. Tujuannya apa? Supaya bisa mengakomodir masyarakat lokal. Bahkan untuk pekerjaan urugan sebagian besar dikerjakan masyarakat lokal,” tegasnya.

Tidak hanya itu, ITDC juga terlibat aktif dalam menyiapkan SDM masyarakat yang akan bekerja di sektor pariwisata. Hal itu dilakukan karena kebutuhan tenaga kerja di dalam kawasan setelah sejumlah hotel beroperasi sangat tinggi. Pemberdayaan SDM telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Pembangunan kawasan dilaksanakan pararel dengan penyiapan SDM masyarakat.

Sementara itu, Ketua LTF yang juga Sekretaris BPPD Lombok Tengah, Kanom, M.Par menjelaskan, membangun pariwisata berkelanjutan membutuhkan sinergi semua pihak. Karena itu, LTF maupun BPPD hadir untuk memfasilitasi berbagai kegiatan yang mengarah pada pengembangan sektor pariwisata.

“Rembuk wisata dan kegiatan nyata di lapangan harus diperbanyak. Ini dalam rangka menyamakan persefsi dan konsep pengembangan pariwisata,” paparnya.

Melihat kondisi dan dukungan berbagai pihak hari ini, Kanom optimis geliat pariwisata di Lombok, khususnya Lombok Tengah akan segera normal. Kebangkitan sudah mulai tampak dengan mulai ramainya kunjungan ke sejumlah objek wisata.

“Terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam kegiatan ini. Pariwisata adalah tanggung jawab kita bersama. Imbas pariwisata sangat nyata bagi peningkatan ekonomi masyarakat dari berbagai kalangan,” pungkasnya. Win

Comments

Popular posts from this blog