Libur Panjang di Musim Gempa

Mataram
 silaqsaksikaninformasintb, suasana haru, takut, tegang dan segala rasa telah melebur dalam raga dan sanubari masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan datangnya gempa bumi yang melanda Gumi Sasak (daerah suku Sasak, Lombok) yang datang dan kepastian berakhirnya gempa tersebut, tak satupun orang, badan resmi di negeri ini seperti BMKG pun belum bisa menentukan kapan akan berakhirnya gempa bumi di Lombok NTB.

Gempa bumi yang terus melanda di kawasan ini terhitung mulai tgl 29 - 07 dengan skala 6.8 SR yang hanya meruntuhkan  bangunan di Lombok Utara dan sebagian Lombok Timur dan Lombok Barat, namun di tgl 05 - 08 gempa kembali terjadi kali ini dengan kekuatan yang lebih besar seakan gempa ini ingin meluluh lahtahkan Lombok NTB dengan skala 7.0 SR dengan durasi 10 menit yang kekuatan gempa bumi yang terfokus di Lombok Utara ini terasa sampai di Pulau Bali dan untuk daerah Lombok telah merata akan dampak kerugian baik materi maupun psikis masyarakat Lombok itu di tandai dengan masyarakat di Lombok yang terdiri dari 6 kabupaten dan kota ini terlihat tenda - tenda di depan rumah mereka karna mereka takut tidur di dalam rumah mereka apalagi untuk daerah yang langsung terdampak gempa.

Belum hilang rasa takut warga masyarakat Lombok kembali gempa dengan kekuatan 6.2 SR terjadi di 09-08 yang menyebabkan ribuan rumah luluh lantah hampir di setiap kabupaten yang ada di Lombok dan yang terparah adalah di KLU. Gempa ini telah menelan korban ratusan jiwa belum lagi korban yang belum dapat di evakuasi karna luas dan banyaknya tempat serta sempitnya jalan dan peralatan alat berat yang belum dapat menjangkau lokasi bangunan dampak gempa bumi tersebut.
Sehingga sebagian warga masyarakat Lombok menyebut ini sebagai liburan musim gempa.
Karna setiap RT, RW dan Lingkungan dan kekadusan wilayah di Lombok mencari tanah lapang dan membuat tenda tenda seperti layaknya Pramuka yang sedang berkemah, terang salah satu warga dari Perumnas Mataram yang memiliki 4 orang anak membuat kemah di lapangan perumnas Mataram kepada media ini Elok menyebut tragedi gempa bumi ini sebagai libur panjang musim gempa bumi.

Selanjutnya Elok mengatakan yang seharinya berfropesi sebagai guru di sebuah PAUD yang ada di sekitar tempat itu mengatakan warga masih trauma untuk tidur di rumahnya sehingga memilih untuk membuat tenda Pengungsian di tanah lapang seperti ini dan pihak Bmkg belum menyatakan gempa akan berhenti dan terus terjadi walaupun dengan skala yang mengecil yang kita tahu dari situs milik Bpmkg terangnya dan kita di minta untuk tetap waspada jadi sudah 5 hari kami warga komplek Perumnas ini berada di Tenda Pengungsian terang istri dari Bhabinkamtibmas Lelede Kecamatan Labuapi Lombok Barat ini 15 - 08 di Tenda Pengungsian Lapangan Perumnas kekalek. Win

Comments

Popular posts from this blog