Teryata Ini Peyebab Para Petani Tembako Lombok Tengah Tidak Kebagian Air

Lombok Tengah Silaqsaksikaninformasi.com Keluhan para petani tembako di Lombok Tengah terkait jatah air yang semula diprioritaskan untuk mereka di musim tanam ke-2 ( MT 2 ) tahun ini terungkap di hiering mereka bersama anggota DPRD dan steikhoulder terkait yang menangani masalah pertanian di Ruang Banmus DPRD Lombok Tengah 31-05
.

Puluhan warga masyarakat yang tergabung dalam Forum Silaturrahmi Petani Tembakau ( Forsuadispt) meminta keterangan kepada pihak yang menangani masalah pertanian ini yang diinisiasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Lombok Tengah untuk meminta kejelasan kepada pemangku kebijakan di Lombok Tengah terkait jatah air untuk para petani tembako yang sejatinya mendapatkan prioritas di musim tanam ke 2 ini dan mereka diterima oleh Komisi III Dprd yang menangani masalah ini di Ruang Banmus Dprd Lombok Tengah.

Hadir dalam hiering ini Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah Ir. L.Iskandar, Kepala Bidang Pengairan PU-PR Lombok Tengah Ir. H. Kadir dan dari Balai Wilayah Sungai ( BWS ) dan ketua Fosuadispt Hamzan Wadi .

Hamzan Wadi mengatakan para petani tembako ini menjerit mengeluhkan kelangkaan air untuk mengairi tanaman tembakao mereka kemudia terpaksa mereka membeli air untuk tanaman mereka hingga mencapi Rp 6.000.000 per hektarnya dia menduga ada konspirasi yang dilakukan sehingga air dari hulu tidak sampai ke hilir ungkapnya. Lebih jauh dia mengatakan di hiering tersebut untuk pupuk pun seolah-olah dibuat langka dan harganya ketika dibutuhkan petani melonjak untuk Pupuk Urea hingga Rp 500.000 per KW untuk Pupuk SP 3 mencapai Rp 700.000 dan anehnya tempat untuk membeli pupuk tersebut tidak mau  mengeluarkan nota penjualan sehingga petani tidak bisa memperkarakan ke ranah hukum terangnya.

Sementara itu Komisi III H.Mayuki meyampaikan hasil komunikasinya dengan BWS yang dilakukan di Kantor Dprd Lombok Tengah yang mengatakan 200 juta kubik air berkurang karna petani bayak yang menanam padi dan akibatnya adalah petani tembako kekurangan air karna di sedot mereka terang Bws yang disampaikan melalui Ketua Komisi III Mayuki.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Iskandar menjelaskan menjelang MT I dan memasuki MT II di Tahun 2081 ini m pemerintah merekomendasikan penanam seluas 21.119 hektar dan kemudia yang terjadi penanaman menjadi 32.975 hektar yang berarti ada 14 ribu kektar sawah yang tidak jelas sumber pengairannya dan itu yang meyebabkan kelangkaan air bagi petani tembako terangnya.
Untuk itu pemerintah akan membantu dengan sistem pipanisasi dengan cara meyedot air dari sejumlah embung yang sudah dibuat tetapi yang menjadi kendala adalah ukuran pipa yang kita miliki 3-4 Inc padahal yang kita butuhkan 8-10 Inc. pungkasnya. 

Terkait dengan benih pemerintah akan mengupayakan bantuan benih Hibrida bagi petani yang membutuhkan mencapi 1.300 hektar dan masalah pupuk aan dibenahi dengan perubahan pola peyusunan RDKK di tahun 2019 tutupnya.
Sementara itu Kabid Pengairan mengatakan air yang akan didatangkan mulai tanggal 6 hingga 11 Juni harus dikawal ketat untuk regulasinya dan berharap para petani memafaatkan air sesuai jadual yang telah disusun harpnya. Win


Comments

Popular posts from this blog